Selasa, 21 Desember 2010
penyair
PENYAIR Dia adalah rantai penghubung Antara dunia ini dan dunia akan datang Kola m air manis buat jiwa-jiwa yang kehausan, Dia adalah sebatang pohon tertanam Di lembah sungai keindahan Memikul bebuah ranum Bagi hati lapar yang mencari. Dia a dalah seekor burung 'nightingale' Menyejukkan jiwa yang dalam kedukaan Menaikkan semangat dengan alunan melodi indahnya Dia adalah sepotong awan putih di langit cerah Naik dan mengembang memenuhi angkasa. Kemudian mencurahkan kurnianya di a tas padang kehidupan. Membuka kelopak mereka bagi menerima cahaya. Dia adalah ma laikat diutus Yang Maha Kuasa mengajarkan Kalam Ilahi. Seberkas cahaya gemilang tak kunjung padam. Tak terliput gelap malam Tak tergoyah oleh angin kencang Isht ar, dewi cinta, meminyakinya dengan kasih sayang Dan, nyanyian Apollo menjadi ca hayanya. Dia adalah manusia yang selalu bersendirian, hidup serba sederhana dan berhati suci Dia duduk di pangkuan alam mencari inspirasi ilham Dan berjaga di k eheningan malam, Menantikan turunnya ruh Dia adalah si tukang jahit yang menjahi t benih hatinya di ladang kasih sayang dan kemanusiaan menyuburkannya Inilah pen yair yang dipinggirkan oleh manusia pada zamannya, Dan hanya dikenali sesudah ja sad ditinggalkan Dunia pun mengucapkan selamat tinggal dan kembali ia pada Ilahi
Inilah penyair yang tak meminta apa-apa dari manusia kecuali seulas senyuman Ini lah penyair yang penuh semangat dan memenuhi cakerawala dengan kata-kata indah N amun manusia tetap menafikan kewujudan keindahannya Sampai bila manusia terus te rlena? Sampai bila manusia menyanjung penguasa yang meraih kehebatan dgn mengamb il kesempatan?? Sampai bila manusia mengabaikan mereka yang boleh memperlihatkan keindahan pada jiwa-jiwa mereka Simbol cinta dan kedamaian? Sampai bila manusia hanya akan menyanjung jasa org yang sudah tiada? dan melupakan si hidup yg dike lilingi penderitaan yang menghambakan hidup mereka seperti lilin menyala bagi me nunjukkan jalan yang benar bagi orang yang lupa Dan oh para penyair, Kalian adal ah kehidupan dalam kehidupan ini: Telah engkau tundukkan abad demi abad termasuk tirainya. Penyair.. Suatu hari kau akan merajai hati-hati manusia Dan, kerana i tu kerajaanmu adalah abadi. Penyair..periksalah mahkota berdurimu..kau akan mene mui kelembutan di sebalik jambangan bunga-bunga Laurel... (Dari 'Dam'ah Wa Ibtis amah' -Setitis Air Mata Seulas Senyuman) Kahlil Gibran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar